Terkadang kita sebagai manusia
sulit membedakan antara keinginan atau tuntutan? Jika pasangan kita sering mengungkapkan
sebuah keinginan dengan kata atau kalimat berharap agar pasangannya bisa begini
begitu apakah itu disebut tuntutan? Jika bukan, Lantas apa perbedaan antara keinginan
dengan tuntutan?
Sahabat, Rasulullah Saw.
menceritakan, "Diperlihatkan neraka kepadaku dan aku melihat kebanyakan
penghuninya adalah kaum wanita, mereka kufur." Para sahabat bertanya,
"Apakah disebabkan kufurnya mereka kepada Allah?" Rasulullah Saw. menjawab,
"(Tidak), mereka kufur kepada suaminya dan mereka kufur pada kebaikan.
Seandainya seorang suami selama setahun, kemudian istrinya melihat sesuatu yang
jelek pada diri suaminya maka dia mengatakan, 'Aku tidak pernah melihat
kebaikan pada dirimu sekali pun'" (HR Bukhari dan Muslim)
Tanpa disadari
kadang istri terlalu banyak menuntut suami. Mereka punya harapan lebih di banding kemampuan
suaminya. Sadarilah bahwa hal itu tidak benar. Mengharapkan orang lain hidup
seperti yang Anda inginkan hanya membuat diri sendiri kecewa. Meski
mengharapkan dari suami sendiri.
Adapun tanda-tanda istri
menuntut lebih kepada suami antara lain: Kesal
karena tak menjadi prioritas, Bertanya-tanya apakah dia cukup baik, Menahan
diri tidak bicara
Kesal karena tak menjadi prioritas
Tentu suami harus mendahului
istri ketimbang pekerjaan dan teman-temannya. Tapi sesekali kondisi menuntut
atau lebih membutuhkan suami ketimbang Anda. Oleh sebab itu, Anda tak harus
terjebak pada keinginan ini.
Bertanya-tanya apakah dia cukup baik
Ciptakanlah harapan yang masuk
akal. Serta percayalah tuhan memberi jodoh sesuai kebutuhan. Saat Anda berpikir
mungkin akan mendapat pria yang lebih baik dari suami, berarti Anda punya
tuntutan lebih terhadapnya.
Menahan diri tidak bicara
Jangan berharap suami tahu apa
yang dinginkan jika Anda bicara. Suami Anda bukan dukun yang mengerti semua isi
hati tanpa dibicarakan. Pastikan Anda membangun komunikasi yang baik agar tidak
menuntut lebih.
Istri yang baik akan pandai
berterima kasih kepada suaminya. Istri yang baik tidak akan banyak menuntut. Dia
akan selalu bercermin dari orang-orang yang kondisi ekonominya lebih rendah
darinya.
Jika suami hanya berpenghasilan UMR, dia akan melihat istri-istri (tetangga,
teman, dan saudara) yang suaminya berpenghasilan lebih kecil. Dengan begitu,
timbullah rasa syukur dan tidak mengeluh.
Dalam urusan duniawi, seorang istri sebaiknya tidak melihat "ke atas"
karena hati akan mudah mengeluh dan selalu meronta mengapa hidupnya selalu
kekurangan.
Istri juga tidak dilarang membantu menambah penghasilan suami dengan mencari
pekerjaan yang tepat, atas izin suami dan tidak mengabaikan tugas utamanya
dalam keluarga. Reff: insyaallah.org
Jika suami hanya berpenghasilan UMR, dia akan melihat istri-istri (tetangga, teman, dan saudara) yang suaminya berpenghasilan lebih kecil. Dengan begitu, timbullah rasa syukur dan tidak mengeluh.
Dalam urusan duniawi, seorang istri sebaiknya tidak melihat "ke atas" karena hati akan mudah mengeluh dan selalu meronta mengapa hidupnya selalu kekurangan.
Istri juga tidak dilarang membantu menambah penghasilan suami dengan mencari pekerjaan yang tepat, atas izin suami dan tidak mengabaikan tugas utamanya dalam keluarga. Reff: insyaallah.org
By:
Saryoko A.
No comments:
Post a Comment