Thursday, February 23, 2017

Keinginan atau Tuntutan?

Terkadang kita sebagai manusia sulit membedakan antara keinginan atau tuntutan? Jika pasangan kita sering mengungkapkan sebuah keinginan dengan kata atau kalimat berharap agar pasangannya bisa begini begitu apakah itu disebut tuntutan? Jika bukan, Lantas apa perbedaan antara keinginan dengan tuntutan?

Sahabat, Rasulullah Saw. menceritakan, "Diperlihatkan neraka kepadaku dan aku melihat kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita, mereka kufur." Para sahabat bertanya, "Apakah disebabkan kufurnya mereka kepada Allah?" Rasulullah Saw. menjawab, "(Tidak), mereka kufur kepada suaminya dan mereka kufur pada kebaikan. Seandainya seorang suami selama setahun, kemudian istrinya melihat sesuatu yang jelek pada diri suaminya maka dia mengatakan, 'Aku tidak pernah melihat kebaikan pada dirimu sekali pun'" (HR Bukhari dan Muslim)

Tanpa disadari kadang istri terlalu banyak menuntut suami. Mereka punya harapan lebih di banding kemampuan suaminya. Sadarilah bahwa hal itu tidak benar. Mengharapkan orang lain hidup seperti yang Anda inginkan hanya membuat diri sendiri kecewa. Meski mengharapkan dari suami sendiri.

Adapun tanda-tanda istri menuntut lebih kepada suami antara lain: Kesal karena tak menjadi prioritas, Bertanya-tanya apakah dia cukup baik, Menahan diri tidak bicara

Kesal karena tak menjadi prioritas
Tentu suami harus mendahului istri ketimbang pekerjaan dan teman-temannya. Tapi sesekali kondisi menuntut atau lebih membutuhkan suami ketimbang Anda. Oleh sebab itu, Anda tak harus terjebak pada keinginan ini.
Bertanya-tanya apakah dia cukup baik
Ciptakanlah harapan yang masuk akal. Serta percayalah tuhan memberi jodoh sesuai kebutuhan. Saat Anda berpikir mungkin akan mendapat pria yang lebih baik dari suami, berarti Anda punya tuntutan lebih terhadapnya.

Menahan diri tidak bicara
Jangan berharap suami tahu apa yang dinginkan jika Anda bicara. Suami Anda bukan dukun yang mengerti semua isi hati tanpa dibicarakan. Pastikan Anda membangun komunikasi yang baik agar tidak menuntut lebih.


Istri yang baik akan pandai berterima kasih kepada suaminya. Istri yang baik tidak akan banyak menuntut. Dia akan selalu bercermin dari orang-orang yang kondisi ekonominya lebih rendah darinya.

Jika suami hanya berpenghasilan UMR, dia akan melihat istri-istri (tetangga, teman, dan saudara) yang suaminya berpenghasilan lebih kecil. Dengan begitu, timbullah rasa syukur dan tidak mengeluh.

Dalam urusan duniawi, seorang istri sebaiknya tidak melihat "ke atas" karena hati akan mudah mengeluh dan selalu meronta mengapa hidupnya selalu kekurangan.

Istri juga tidak dilarang membantu menambah penghasilan suami dengan mencari pekerjaan yang tepat, atas izin suami dan tidak mengabaikan tugas utamanya dalam keluarga. Reff: insyaallah.org



By: Saryoko A.

No comments:

Post a Comment

Link murottal Al Qur'an Juz 1 sampai jus 30

Ini link murottal Semoga bermanfaat Mishary Rasyid per Juz....  Juz 1 ⇨ http://j.mp/2b8SiNO Juz 2 ⇨ http://j.mp/2b8RJmQ Juz 3...