Wednesday, January 6, 2016

KESIAPAN DALAM MENGHADAPI MEA (MASYARAKAT EKONOMI ASEAN)

KESIAPAN DALAM MENGHADAPI MEA (MASYARAKAT EKONOMI ASEAN)

Pada akhir 2015 masyarakat Indonesia bahkan seluruh masyarakat ASEAN yang terdiri dari  Indonesia, Cambodia, Brunei, Vietnam, Myanmar, Philippines, Malaysia, Thailand, Singapore dan Laos rame-rame membicarakan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN). MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) yang sudah dimulai sejak tanggal 1 Januari 2016. Dengan adanya MEA kita akan bersaing pada delapan bidang keahlian melalui skim ASEAN Economic Community (AEC) yang Kerjasama ini dibuat dengan tujuan supaya kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh 10 negara bebas dalam aliran investasi, tenaga kerja terlatih, jasa dalam hal penjualan/pembelian barang. Negara Indonesia ikut dalam MEA ini dikarenakan untuk dapat meningkatkan Perekonomian Nasional. Pertumbuhan ekonomi suatu negara merupakan hal yang sangat penting dicapai karena setiap negara menginginkan adanya proses perubahan perekonomian yang lebih baik dan ini akan menjadi indikator keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara.
Dalam menghadapi MEA tentunya kita harus menyiapkan dari segala sisi termasuk salah satunya Sumber Daya Manusia (SDM). Selain Sumber Daya Manusia ada beberapa factor yang perlu kita siapkan antara lain, faktor sumber daya alam, faktor ilmu pengetahuan dan teknologi, faktor  budaya dan faktor daya modal. Dari sisi ilmu pengetahuan dan teknologi sudah pasti pendidikan terutama Perguruan tinggi turut berperan. BSI (Bina Sarana Informatika) salah satu perguruan tinggi swasta yang terkemuka di Indonesia mempunyai peran yang sangat penting dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berilmu dan berkualitas.  Lalu, jika melihat bagaimana Indonesia mengelola kelima faktor tersebut, beberapa faktor masih belum dapat dimaksimalkan untuk itu Indonesia dan sembilan negara lainnya membentuk ASEAN Community 2015 atau Komunitas ASEAN 2015 dengan tujuan yang baik. 
Ada beberapa pandangan bahwa Indonesia dinilai belum siap menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015. Namun banyak peluang yang dapat kita lihat dari Ekonomi ASEAN 2015 ini. Banyak kalangan yang merasa ragu dengan kesiapan Indonesia dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015. Dalam kekhawatiran mengenai terhantamnya sektor-sektor usaha dalam negeri kita, jika kita mengingat bagaimana hubungan bilateral Indonesia dengan China. Kini China mampu menguasi pasar domestik kita yang pada akhirnya dapat mengganggu stabilitas Indonesia. Berdasarkan fakta peringkat daya saing Indonesia periode 2012-2013 berada diposisi 50 dari 144 negara, masih berada dibawah Singapura yang diposisi kedua, Malaysia diposisi ke dua puluh lima, Brunei diposisi dua puluh delapan, dan Thailand diposisi tiga  puluh delapan. Melihat kondisi seperti ini, ada beberapa hal yang menjadi faktor rendahnya daya saing Indonesia menurut kajian Kementerian Perindustrian RI yaitu kinerja logistik, tarif  pajak, suku bunga bank, serta produktivitas tenaga kerja. Dalam sektor tenaga kerja Indonesia perlu meningkatkan kualifikasi pekerja, meningkatkan mutu pendidikan serta pemerataannya dan memberikan kesempatan yang sama kepada masyarakat. Selain itu, perlu adanya sosialisasi kepada masyarakat luas mengenai adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 sehingga mampu menumbuhkan rasa percaya diri dan kita akan mampu menghadapi berbagai macam tantangan dalam. Indonesia harus banyak belajar dari pengalaman  pelaksanaan free trade agreement (FTA) dengan China, akibatnya China menguasai pasar komoditi Indonesia.
Tujuan dibuatnya Ekonomi ASEAN 2015 adalah untuk meningkatkan stabilitas  perekonomian dikawasan ASEAN, dengan dibentuknya kawasan ekonomi ASEAN 2015 ini diharapkan mampu mengatasi masalah-masalah dibidang ekonomi antar negara ASEAN, dan untuk di Indonesia diharapkan tidak terjadi lagi krisis seperti tahun 1997, dan berharap dengan adanya MEA dapat menyetarakan kesejahteraan ekonomi masyarakat ASEAN sehingga tidak ada kesenjangan pertumbuhan perokonomian di wilayah ASEAN.
Kesiapan yang harus dihadapi oleh diri sendiri dalam menghadapi MEA ini yaitu kita harus mempunyai Hard Skill dan Soft Skill yang dapat nanti diperjual belikan di dalam dunia industri, supaya kita tidak kalah dengan negara-negara ASEAN lainnya. Skill yang harus kita miliki yaitu berupa : Leadership, Public speaking, Bahasa Asing, Project Management.
Dalam menghadapi MEA ini, perguruan tinggi harus dapat bersaing di dalam menghadapi MEA, agar tidak tersingkirkan dari dunia pendidikan tinggi nasional. Maka kualitas dari lulusan perguruan tinggi harus mempunyai kompetensi yang sesuai dengan bidanganya. Perguruan tinggi harus dapat mengorietasikan pada peningkatan kualitas kelembagaan dan sumber daya yang dapat menghasillanm sebuah karya yang memiliki inovatif dan bermanfaat bagi masyarakat. Sumber daya manusia yang mempunyai kualitas yang bagus berawal dari dosen yang mengajar, menulis sebuah karya ilmiah, melakukan penelitian serta dapat menghasilkan karya yang fenomenal.
Mulai 1 Januari 2016 MEA sudah berjalan, Bagaimanapun Indonesia harus siap dalam menghadapi MEA dan kita sebagai warga negara Indonesia harus dapat mengambil manfaat dari pemberlakuan MEA demi kesejahteraan masyarakat Indonesia khususnya dan masyarakat ASEAN pada umumnya. (ASY)


No comments:

Post a Comment

Link murottal Al Qur'an Juz 1 sampai jus 30

Ini link murottal Semoga bermanfaat Mishary Rasyid per Juz....  Juz 1 ⇨ http://j.mp/2b8SiNO Juz 2 ⇨ http://j.mp/2b8RJmQ Juz 3...