Monday, October 20, 2014

Awal kisah perjalanan hidupku dalam meraih mimpi

Awal kisah perjalanan hidupku dalam meraih mimpi


Klaten, kota diantara Jogja dan Solo yang terkenal dengan kebudayaannya dan Sopan santunnya. Pada tanggal 04 Oktober 1981 lahir seorang anak laki-laki, anak ke lima dari lima bersaudara dari keluarga Wito Taruno yang diberi nama Andi Saryoko.
Kakak pertama laki-laki dengan nama Sutrisno, Kakak kedua perempuan dengan nama Hartini, Kakak ketiga perempuan dengan nama Sri Suyatmi, Kakak keempat perempuan dengan nama Suranti, dan yang terakhir laki-laki yang diberi nama Andi Saryoko.
Dari anak pertama sampai anak ke empat semuanya sudah berumah tangga dan memiliki anak, sedangkan anak yang terakhir belum berumah tangga karena harus mengejar karir dan pendidikan di Jakarta.
Dimulai dengan Background tamatan dari SMK Muhammadiyah Cawas Klaten Jurusan Akuntansi, Andi berangkat ke Jakarta bersama kakak ke empat yang bernama Suranti (Mba Ranti) dengan niat untuk mencari pekerjaan. Meskipun dalam benak Andi ada niatan untuk melanjutkan kuliah, namun dikarenakan kondisi keuangan orang tua yang tidak memungkinkan untuk membiayai Andi kuliah, maka itu hanya menjadi impian dan keinginan saja.
Pada suatu hari ketika Andi hendak tamat SMP/SLTP, Andi secara tidak sengaja mendengar percakapan Bapak Andi dan Pak Lek sedang bercakap-cakap membahas tentang kelanjutan sekolah Andi. 
Bapak: "Kayaknya aku sudah tidak sanggup lagi dech untuk bekerja untuk membiayai Andi melanjutkan sekolah ke SMA"
Pak Lek: "Kenapa Mas? Andi kan anaknya pinter"
Bapak: " Aku sudah ga sanggup lagi untuk bekerja, mataku sudah kurang bisa melihat jelas"
Pak Lek: "Ya kan sayang mas, kalau andi tidak melanjutkan sekolah ke SMA, Andi kan pintar, kemarin kan dapat ranking 1 di SMP"
Bapak: " Iya sih..."
Akhirnya Bapak berusaha keras untuk bisa bekerja agar Andi tetap bisa melanjutkan sekolah ke jenjang SMA. Akhirnya Andi melanjutkan ke SMK Muhammadiyah Cawas Klaten dengan jurusan Akuntansi angkatan 1997 dan lulus di tahun 2000.
Saat sekolah jarang sekali andi mendapat uang saku untuk jajan, untuk biaya SPP aja kadang telat. Tapi Andi tidak putus asa dan berusaha gimana caranya agar Andi bisa membantu orang tua untuk dapat membiayai sekolah Andi, dan juga biar andi tetap bisa jajan seperti teman2 yang lainnya meskipun tidak diberi uang jajan dari orang tua.
Di samping sekolah Andi berusaha ternak Ayam, bebek, burung, Entok agar dapat uang untuk dapat membantu orang tua, dan selain itu di sekolah Andi juga berusaha mencari kesibukan dengan menjual peralatan tulis sekolah, seperti buku, bolpoin, pensil, penghapus dll. Waktu itu Andi belanja alat tulis ke daerah kartosuro dan di jual di sekolahan. 
Pada suatu saat, dibangku sekolah SMK, Andi melihat surat yang di bawahnya tertera nama dan tanda tangan seorang pejabat yang memiliki gelar S.Kom. Saat itu pula terlintas keinginan untuk kuliah agar mendapat gelar S.Kom seperti yang tertera pada nama pejabat pada surat itu. Namun apalah daya, dengan ekonomi keluarga yang pas-pas an, maka keinginan itu menjadi sebuah keinginan yang tertunda. Hingga akhirnya Andi bertekat setelah Tamat SMK langsung ingin mencari pekerjaan apapun itu yang penting halal.
Waktu itu sempat ditanya Mba Ranti” Nanti kerja di serang mau ga? Biar nanti aku tanyakan ke Mas Wanto(adik ipar mba Ranti)?”.  Andi jawab” Iya, aku udah niat langsung kerja kok kalau udah lulus nanti, kerja apa aja gapapa yang penting halal, mau ikut siapa aja juga gak apa apa, andai saja harus kerja cuci piring juga gapapa”. Karena Andi berfikir bahwa melakukan pekerjaan atau sesuatu yang halal kalau kita lakukan dengan hati ikhlas dan sabar insya’alloh akan berkah dan tidak akan menjadi beban.
Setelah dinyatakan lulus SMK yang waktu itu sekitar bulan Juli tahun 2000, Andi langsung diajak ke Jakarta Mba Ranti untuk di titipkan kerja ke Serang. Namun sebelum dapat informasi bahwa di Serang ada lowongan untuk sementara Andi menunggu di Jakarta di tempat kost suami Mba Ranti (Mas Panut). Berhubung Andi punya temen yang kerja tidak begitu jauh dari Jakarta, tepatnya di daerah Tangerang maka Andi main ke Tangerang untuk mencoba memasukan lamaran kerja di sana. Di tangerang banyak teman-teman Andi yang kerja di sana, ada Fendi (Sahabat Andi dari kampong), Dik Agus, Winanto, Yanti, Yuni dan tetangga kampungpun juga ada disana. Makanya Andi kalau main kesana ngerasa betah, karena disana suasananya juga masih berasa suasana di kampong yang dingin dan sejuk, tidak seperti di Jakarta yang panasnya luar biasa.
Sekitar empat hari Andi menginap di Tangerang sekaligus untuk mencari pekerjaan, namun ternyata rejeki Andi bukan di Tangerang alias tidak ada yang menerima lamaran pekerjaan Andi. Dari PT ke PT, dari Pabrik ke Pabrik Andi memasukkan lamaran pekerjaan dengan di temani Fendi sahabat Andi. Pernah pada satu hari, Pagi-pagi Andi dengan ditemani sahabatnya yaitu Fendi berkeliling dengan menaiki sepeda onthel, mencari lowongan pekerjaan untuk Andi. Sempat pula memasukkan lamaran ke pabrik tempat Fendi dan Agus bekerja, namun lamaran Andi tidak diterima juga.
Pada hari Jum’at Andi pulang dari Tangerang ke Jakarta tempat kost Mas Panut karena rencananya besok minggu Andi mau diajak Mba Ranti dan Mas Panut untuk dititipkan bekerja di Serang tempat Adik Mas Panut dan rencananya Andi akan bekerja di Pabrik sepatu Serang.
Pada hari Sabtu sepulang bekerja Mas panut membawa kabar bahwa Andi bisa memasukkan lamaran ke tempat Mas Panut bekerja. Dia bekerja di PT. Nafiri Sion (Gandy) jalan Hayam Wuruk Jakarta Pusat yang bergerak di bidang Restoran Steak & Bakery. Mas panut bekerja di bagian Bakery sebagai beker. Pada hari minggu pagi saya ikut Mas panut ke Gandy untuk memasukkan lamaran kerja. Sesampainya di Gandy, Andi langsung menyerahkan surat lamaran dan disuruh langsung bekerja. Sehingga hari minggu itu menjadi pengalaman pertama Andi bekerja di perusahaan/PT.
Awal bekerja yang sangat menggembirakan buat Andi, karena pada akhirnya Andi bisa bekerja juga di Jakarta meskipun ada hal yang kurang di sukai. Hal-hal yang kurang disukai bekerja di Gandy bagian Bakery adalah waktu bekerja minggu tidak bisa libur begitu juga hari-hari libur(tanggal merah) tidak boleh libur, bahkan wajib masuk dan lembur, karena disaat seperti itu Bakery banyak pesanan. Selain itu pada hari raya idhul fitri atau idhul adha tidak boleh libur pulang kampung, bisa libur tapi bergantian untuk setiap tahunnya. Jika tahun ini pulang kampung maka idhul fitri tahun depan tidak bisa pulang kampung karena harus bergantian dengan teman-teman yang lain. Apalagi setiap minggu pagi banyak orang dan anak-anak yang lari pagi/jogging ke Monas (Monumen Nasional). Mereka pada jogging ke monas, sedangkan Andi harus berangkat bekerja untuk mencari sesuap nasi.
Tapi begitulah kehidupan, selalu ada dua sisi yang berbeda, selalu ada pilihan. Ada suka, ada duka. Ada kesulitan ada juga kemudahan. Seperti yang kita ketahui bahwa Bapak Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudoyono yang akrab disapa (SBY) di tahun 2014 ini menerbitkan buku yang berjudul Selalu Ada Pilihan (SAP). Konon katanya, buku tersebut merupakan uraian pengalaman sang presiden selama menjabat selama 2 periode, kurang lebih 9 tahun. Dalam buku tesebut katanya, juga ada beberapa keterangan dari apa yang sebenarnya terjadi dan belum diketahui publik, terutama yang berkaitan dengan fitanahan terhadap dirinya. Selalu Ada Pilihan atau bisa juga kita artikan Selalu Ada Jalan (SAJ) dari setiap masalah yang kita hadapi. Itulah yang harus kita yakini ketika menghadari suatu masalah. Namun tentu solusi atau jalan keluar tersebut tidak datang dengan sendirinya. Kita harus berusaha mencari jalan keluar terbaik dari sekian banyak jalan keluar yang tersedia. Caranya tentu dengan berpikir dengan kepala dingin, kesampingkan ego diri, dan janan malu untuk bertanya. Tentu saja dalam memecahkan masalah terkadang kita butuh pendapat atau masukan orang lain yang lebih berilmu atau lebih berpengalaman. Dengan bertanya kepada mereka kita akan mendapatkan banyak alternatif jalan keluar.
Selama satu bulan Andi tinggal ngekost bersama Mas panut di Jalan Thalib 3 Krukut, Taman Sari, Jakarta Barat, dan selama satu bulan itu pula Andi berusaha untuk mengenal lingkungan daerah sekitar tempat tinggal di sana. Setelah mengenal Andi pun mendapatkan sebuah tempat kost yang tak jauh dari tempat kost Mas Panut. Pada awalnya Mba Ranti tidak bisa menerima kenyataan bahwa Andi memutuskan untuk kost sendiri. Nangis dan berurai air matanya saat mendengar kalau Andi mulai besok kost untuk tinggal sendiri. Entah karena sayangnya atau karena adik satu-satunya, Mba Ranti menangis dan gak rela jika Andi tinggal kost sendirian. Lambat laun waktu berjalan dan akhirnya Mba Ranti bisa mengerti akan hal itu.
Mba Ranti pun juga harus mengerti akan kalimat “Hidup itu adalah Pilihan”. Hampir semua orang tahu kalimat itu. Jika kehidupan diibaratkan sebuah huruf, maka hidup akan berawal dari ‘B, birth (lahir) dan D, death (meninggal), tetapi diantara kedua huruf ‘B maupun D’, ada ‘C sebagai choice (pilihan), dan apabila kita ingat sebelum kita lahir/Birth (B) ada ‘A’ yang artinya bahwa ada kehidupan sebelum kita di lahirkan yaitu di alam kandungan, dan setelah Death/Meninggal (D) ada banyak huruf yang sangat panjang, yang artinya setelah meninggal/Death bukan berarti berakhir semuanya karena setelah ‘D’ masih ada ‘E’,’F’,’G’,…… dan seterusnya, yang artinya setelah kita meninggal kita harus ingat bahwa kehidupan setelah Death/meninggal justru sangatlah panjang.
Hidup senantiasa menawarkan pilihan, entah itu suatu hal yang menyakitkan ataupun membahagiakan, semuanya bukan tanpa konsekuensi. Apa yang anda pilih, itulah yang harus dipertanggung jawabkan. Entah di dunia ataupun di hari pembalasan kelak. Namun percayalah, bahwa Tuhan akan selalu memberikan yang terbaik dalam setiap pilihan itu. Begitu banyak pilihan dalam setiap aspek kehidupan. Bahkan ketika anda tidak memilih apapun, itu adalah pilihan juga. Itulah yang akan menentukan masa depan anda.
Pilihan bukanlah sesuatu yang bisa anda pilih begitu saja tanpa pertimbangan yang tepat. Jangan pernah menyesali apa yang telah menjadi pilihan dalam hidup anda, karena pilihan adalah apa yang harus anda jalani selanjutnya. Anda tidak bisa begitu saja mengulangi apa yang telah menjadi keputusan ataupun pilihan anda saat anda menyerah terhadap pilihan tersebut. Namun anda bisa belajar dan merubah hal itu agar tidak lagi terulang di masa mendatang.
Jangan menjadi seseorang yang selalu menghindar saat anda dihadapkan pada sebuah pilihan. Baik ataupun buruk, anda harus bisa memilih, karena itu yang akan menentukan jalan hidup anda selanjutnya. Jika anda menemukan kesulitan karena pilihan tersebut, bukankah itu baik? Anda bisa belajar dan mengakui dengan berani bahwa anda memang telah salah dalam memilih dan tidak akan lagi terjatuh ke dalam lubang yang sama. Karena tidak ada kata terlambat untuk membenahi diri, maka anda pun jangan pernah berhenti untuk bisa menjadi lebih baik lagi.
Banyak hal yang Andi lalui selama tinggal kost sendiri. Suka, duka canda dan tawa selalu merwanai kehidupan Andi. Tuhan Maha Adil, dan kita pasti mengakui itu. Di balik kesedihan pasti ada kebahagiaan, di balik kekurangan pasti ada kelebihan, di balik kesulitan pasti ada kemudahan. Andai saja kita mau berfiki sebenarnya banyak hal yang dapat kita ambil hikmah dan pelajaran di setiap kejadian yang kita lewati.  
Di tempat kost yang baru Andi menemukan banyak teman yang bermacam-macam suku dan agamanya, namun di sana mayoritas orang jawa dan beragama islam. Di kost situlah Andi bertemu dengan keluarga yang menganggap Andi seperti keluarganya sendiri. Mba Eti, orang tegal yang punya usaha warteg yang sampai sekarang masih mengangap Andi seperti anaknya sendiri.
Selanjutnya usaha wartegnya dilanjutkan adiknya yang bernama “Amaliya Salamah” atau Andi memanggilnya dengan sebutan Mba Amel. Mba Amel sudah berkeluarga dan nama suaminya Mas Rohim serta punya dua anak, perempuan dan laki-laki. Mba Amel tamatan STAN yang bekerja di kantor Pajak Jakarta, sedangkan Mas Rohim dengan gelar Sarjana Agama bekerja security dan mengajar pendidikan agama di salah satu sekolah swasta di Jakarta sesuai dengan backgroundnya.
Mba Amel dan Mas Rohim adalah orang baik yang memberikan motivasi kepada Andi untuk melanjutkan kuliah.  Namun di sisi lain ada pula beberapa teman yang bilang “Banyak kok yang sudah Sarjana tapi nganggur alias ga bekerja”. Nah… di situ Andi harus mampu untuk berfikir antara mau melanjutkan kuliah atau tidak.
Setelah difikir dan dipertimbangkan, Andi pun memutuskan untuk melanjutkan kuliah meskipun harus kuliah sambil bekerja. Dengan bekerja selama 2 (dua) tahun Andi punya sedikit tabungan untuk persiapan masuk kuliah. Dengan kondisi keluarga yang kurang mampu justru itu yang membuat Andi termotivasi untuk semangat berjuang, berjuang dan bekerja keras. Dengan latar belakang itu pula Andi sangat berantusias untuk dapat merubah hidup. Karena dengan keadaan ekonomi yang di bawah tidak menutup kemungkinan mendapat hinaan dan cercaan dari mereka orang-orang yang tidak mempunyai hati yang baik.
Hinaan ataupun cercaan Jika kita lihat dari sisi negative, kita akan lebih terpuruk, namun jika kita lihat dari sisi positif, justru itu akan memotivasi diri kita untuk bisa membuat diri kita bangkit dan berjuang.
Setelah difikir matang-matang akhirnya andi memutuskan untuk melanjutkan kuliah. Mengingat ekonomi dan Andi hanya ada sedikit uang buat biaya kuliah, maka Andi berusaha untuk mencari kampus yang biayanya terjangkau. Dengan bantuan Mas Rohim suami Mba Amel, Andi berkeliling Jakarta dari kampus ke kampus untuk mendapatkan informasi tentang penerimaan mahasiswa baru di kampus-kampus. Dari satu kampus ke kampus yang lain Andi di antar Mas Rohim dengan sepeda motornya Mas Rohim. Sempat ingin masuk ke kampus STIE Dr.Mochtar Thalib yang berada di Jalan Benhil, karena apabila melanjutkan di sana kemungkinan akan mendapatkan beasiswa dengan modal nilai dari SMK kemarin. Untuk di STIE Dr.Mochtar Thalib Andi mempunyai kendala transportasi yang susah, karena harus beberapa kali naik angkot dari tempat tinggal untuk menuju ke kampus.
Selanjutnya di hari yang berikutnya Andi dengan diantar Mas Rohim kembali melanjutkan untuk pencarian informasi tentang kampus ke kampus, dan kali ini daerah Jakarta Pusat yang di telusuri. Pertama yang di tuju adalah LP3I, dengan harapan apabila lulus dari LP3I langsung ditempatkan untuk bekerja. Akan tetapi biaya yang tidak terjangkau jadi kendala, sehingga melanjutkan ke kampus lain.
Kemudian Andi melanjutkan ke Kampus YAI yang berada di Jalan Kramat Raya, namun di sana tidak ada jurusan yang sesuai dengan jurusan yang hendak Andi ambil. Menurut ADM YAI jurusan Akuntansi di kramat tidak ada, melainkan adanya di Salemba. Sehingga Andi mencoba mencari informasi ke kampus yang lain.
Andi dan Mas Rohim menuju ke Kampus STMIK Muhammadiyah yang terletak di Jalan Kramat Raya, dan Alhamdulillah di sana biaya cukup terjangkau karena dengan background Andi yang dulu sekolah di SMK Muhammadiyah maka jika Andi melanjutkan di STMIK Muhammadiyah akan mendapatkan beasiswa sekian persen, sehingga Andi memutuskan untuk mendaftar sebagai mahasiswa baru di kampus STMIK Muhammadiyah Jakarta.
Setelah mendaftar sebagai Mahasiswa baru di STMIK Muhammadiyah, Andi mengikuti Ujian seleksi dan Alhamdulillah lolos menjadi calon mahasiswa di  STMIK Muhammadiyah.
Pada saat menjelang ORMIK Andi harus membayar uang semester awal, namun pada saat pulang dari STMIK Muhammadiyah Andi melintasi  flyover Kramat Raya yang di sebelah kanannya ada Kampus yang tidak begitu besar namun ramainya luar biasa. Jauh berbeda suasananya jika di bandingkan dengan STMIK Muhammadiyah. Dalam benak Andi bertanya-tanya “Kampus apaan ya… kok ramai sekali dan nampak hidup sekali itu kampus?”, sehingga membuat Andi penasaran untuk mencari informasi tetang kampus tersebut.
Di hari berikutnya Andi mengajak Mas Rohim untuk melihat kampus yang nampak ramai dan hidup itu. Sesampainya di depan kampus tersebut Andi bertanya pada salah satu mahasiswi yang berada di depan kampus, “Mba maaf numpang Tanya, Untuk pendaftaran mahasiswa baru masih dibuka ya?” dan Mahasiswipun menjawab, “Iya Mas, tapi ini udah gelombang terakhir dan udah mau tutup lusa.” Dan Andi menjawab” Ok, terimakasih…”. Selanjutnya Andi bergegas untuk menuju ke ruang Admin untuk mencari informasi lebih lanjut.
Sesampai di ruang admin, Andi mendapat informasi bahwa di situ ada jurusan yang Andi minati dengan biaya yang cukup terjangkau, sehingga meskipun Andi sudah terdaftar di STMIK Muhammadiyah namun Andi lebih tertarik untuk masuk di BSI dengan pertimbangan jurusan sesuai minat dan biaya yang cukup terjangkau.

Akhirnya Andi memutuskan untuk mendaftar di AMIK BSI yang berada di samping flyover Jalan Kramat Raya Senen. Andi mengambil Program D3 jurusan Komputer Akuntansi di AMIK BSI. 

                                                                                                                       to be continue ....

No comments:

Post a Comment

Link murottal Al Qur'an Juz 1 sampai jus 30

Ini link murottal Semoga bermanfaat Mishary Rasyid per Juz....  Juz 1 ⇨ http://j.mp/2b8SiNO Juz 2 ⇨ http://j.mp/2b8RJmQ Juz 3...